Rezeki Anak Soleh, Benarkah Kita Sudah Soleh?
Kaos Distro – Mungkin kita sering mendengar ucapan atau melihat tulisan ABG Jaman Now yang mengatakan “Rezeki Anak Soleh” kalau mereka sedang mendapat rezeki. Seperti mendapat makanan gratis, dapat tumpangan, dapat uang atau rezeki dalam bentuk lainnya. Ungkapan tersebut sebagai bentuk kegembiraan atas apa yang didapat.
Pertanyaannya benarkah dia sudah menjadi anak yang soleh? Nah ini yang masih menjadi tanda tanya. Sebab kriteria anak soleh itu tak sebatas pada rezeki yang diberikan oleh Allah kepada kita. Orang yang tidak soleh sekalipun akan diberikan rezeki oleh Allah sebagaimana orang-orang yang kufur kepadaNya. Hanya saja rezeki yang diberikan kepada orang soleh diberkahi sedangkan bagi hambanya yang tidak soleh ya tentu saja tidak.
Diterangkan dalam Al-Qur’an, ada 4 cara Allah SWT memberi rezeki kepada makhluk-Nya:
1.Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah
“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS. Hud: 6). Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
2.Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu muslim atau kafir.
3.Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur
“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki orang yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
4.Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT
“…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)
Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin disaat seseorang berada dalam kondisi sangat sangat membutuhkan. Atau bisa juga datang disaat yang tepat.
Nah sekarang kita kembali pada soal Anak Soleh. Apakah kita sudah memenuhi kriterianya. Sudah melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala yang dilarangNya.
Pada suatu hari ada seseorang yang menshare foto makanan yang didapat dari tempatnya bekerja ke groups WA. Dia kemudian menyertakan Kalimat ” Rezeki Anak Soleh”
Saya langsung berkata “anak soleh itu rajin salat dan rajin mengaji” apa jawaban dia. “Rajin salat Magrib sama isya jak” nah bagaimana mungkin jika seseorang yang salatnya masih belang kambing dan tidak mengaji bisa mengatakan dia anak soleh. Apalagi jika yang berkata demikian sama sekali tidak pernah salat. Padahal salat adalah tiang agama yang amal ibadahnya akan dihisap pertama kali oleh Allah. Bagaimana mungkin seseorang akan dikatakan soleh jika kriteria pertama saja dia tidak lolos. Padahal kriteria anak soleh itu banyak sekali. Berikut uraiannya.
1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada Kuburan orang sholeh ,Matahari, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, patung dan lain sebagainya. Ingat dosa syirik tidak akan terampuni sebelum taubatan nashuha.
2. Cinta Rasulullah Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah. Genggam terus syariat islam ya, meski bagai menggenggam bara api. Ini merupakan sikap mental yang penting agar bisa menjadi anak sholeh dan sholehah.
3. Cinta Al-Qur’an, dengan selalu membacanya, menerapkan hukum-hukum yang terkandung di dalam Al Quran, kemudian senantiasa muroja’ah berusaha menghafalnya dan karena orang yang menjaganya akan mendapatkan syafaat atau pertolongan kelak di hari kiamat atau hari pembalasan.
4. Cinta kepada sahabat-sahabat Muhammad SAW yang turut membela dan memperjuangkan Islam disisi Rasulullah SAW dengan tidak membenci mereka ataupun mencaci mereka.
5. Cinta kepada Keluarga Rasulullah yang turut berjuang bersama Rasulullah Muhammad SAW menyebarkan Islam ke seluruh negeri dan cinta kepada orang-orang yang selalu mengikuti jalan Rasulullah SAW, termasuk juga para alim ulama seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah dan ulama lain yang istiqomah dalam haq.
6. Mendakwahkan Islam, apapun profesi kita jangan lupakan berdakwah, selain pahalanya besar dakwah juga akan membuat agama Islam ini terus berkembang, terlebih lagi dakwah untuk menerapkan syariat Islam dalam kehidupan adik-adik. Ciri anak sholeh dan sholehah ini sangat penting, karena dakwah selain sebuah kewajiban juga merupakan salah satu cara penyebaran agama Islam.
7. Mengerjakan Sholat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan sholat-sholat sunnah, bagi anak laki-laki berjama’ah di Masjid dan anak perempuan sholat di rumah mereka tepat pada waktunya.
8. Suka dengan masjid, karena masjid adalah rumah Allah dengan menjaga kebersihannya, tidak membuat keributan di dalamnya serta tidak bercanda atau tertawa ketika sholat karena cinta mereka kepada Allah dan menghargai rumah Allah.
9. Berbakti kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.
10. Menyayangi saudara, adik-kakak, kakek-nenek, paman-bibi, tetangga dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia. Ingat kita bagaikan satu tubuh, yang satu sakit yang lain ikut merasakan sakit.
11. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan peduli serta tidak mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah, menyumbang untuk anak yatim, mejenguk mereka saat sakit, baik di rumah sakit atau saat sudah dirumah dan berbagai aktivitas lain.
Post A Comment: